Selamat Datang di Fery Musyafir Zone

Thursday, January 20, 2011

Tips Merawat Gigi Berlubang


Selama bertahun-tahun perawatan gigi berlubang adalah penambalan. Tidak sedikit orang yang menghindari karena takut dengan bor dokter gigi. Namun untuk dekade ke berikutnya, perawatan gigi berlubang akan beralih menjadi
regenerasi gigi.

Para peneliti ternyata sedang dalam tahap menemukan suatu bahan kimia yang dapat menumbuhkan kembali email dan dentin atau tulang gigi yang tentu saja kekuatan dan ketahanan alaminyanya lebih baik jika dibandingkan bahan tambal yang ada sekarang seperti amalgam, keramik, dan lain sebagainya.

Yang dilakukan dengan teknik ini adalah sedini mungkin menangkap kerusakan gigi dan meremineralisasi atau mengembalikan mineral-mineral gigi yang telah hilang, begitu dikatakan Sally Marshall seorang profesor dari University of California di San Francisco.

Teknik dari Prof. Marshall ini, yang juga telah dipublikasikan di Journal of Structural Biology, merupakan suatu teknik yang memfokuskan terhadap penumbuhan kembali dentin pada gigi yang rusak atau berlubang dengan bantuan suatu larutan ion yang mengandung kalsium.

Dalam penelitiannya, dengan meletakan lapisan dari larutan ini pada sampel gigi yang digunakan, Marshall telah berhasil meremineralisasi beberapa bagian dari gigi. Sekarang tantangannya adalah membuat kristal untuk tumbuh kembali. Untuk dapat sembuh dengan baik, kristal harus terbentuk dari bawah. Namun Marshall masih belum yakin apakah hal ini sudah terjadi atau tidak. Dia percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan dia akan menemukan caranya untuk mengembalikan fungsionalitas dari dentin.

Dari pendidikan yang penulis dapat, sebenarnya proses remineralisasi ini juga bisa terjadi secara alami maupun dengan perawatan.

Secara alami gigi dapat mengalami remineralisasi dari mineral-mineral yang terdapat pada saliva atau air liur. Proses ini merupakan pertahanan alami gigi terhadap kerusakan, dan hanya dapat dicapai dengan menjaga oral hygiene atau kebersihan mulut.

Sedangkan dengan perawatan, remineralisasi gigi ini dapat dilakukan melalui perawatan topical fluor di dokter gigi ataupun dengan penggunaan pasta gigi berfluoride. Namun sampai sekarang, proses remineralisasi ini hanya bersifat pencegahan, pencegahan terhadap kerusakan gigi yang lebih lanjut. Belum ditemukan cara mengembalikan struktur gigi yang hilang sampai Prof. Marshall melakukan penelitiannya ini.

Penulis juga sempat membaca suatu artikel, bahwa sedang dalam tahap pengembangan suatu prosedur menumbuhkan gigi baru dari sel plasenta. Sehigga kelak, kehilangan gigi tidak akan menjadi masalah lagi. Kita harapkan saja hal-hal ini bisa cepat terjadi.