Selamat Datang di Fery Musyafir Zone

Friday, December 3, 2010

Manfaat Beras Merah



KAPAN terakhir kali anda makan nasi merah? Mungkin sudah lupa tuh, atau kalau ingat pernah ketika masih anak-anak, atau sewaktu masih bayi umur 6 bulan. Kini yang pasti, menurut pengamatan, beras merah sudah jarang ditemui atau diperdagangkan di pasaran, apalagi dikonsumsi. Apa penyebabnya? Tidak diketahui secara pasti, mungkin saja karena tidak ada yang mau membudidayakannya atau karena sedikit peminatnya.

Ibu-ibu rumah tangga yang setiap hari menyajikan nasi putih untuk keluarganya, mungkin sudah lupa dengan beras merah, begitupun warung-warung nasi dan restoran tak pernah menghidangkan menu dengan nasi merah. Anak-anak sekarang mungkin hanya mengenal nasi yang berwarna putih (dan mungkin ’kuning’), mereka tidak mengenal ada beras merah (sebenarnya berwarna coklat), karena setiap hari disodori nasi putih oleh orangtuanya.

Kalau anda ingin mencicipi beras merah, mungkin anda harus menjadi bayi dulu karena sekarang ada makanan instan bayi terbuat dari beras merah, atau anda mesti disihir dulu menjadi unggas, baru bisa menikmati rasa beras yang kini banyak dijual sebagai pakan burung.

Sayang sekali, santapan yang begitu menyehatkan itu harus hilang dari peredaran. Bila dibandingkan dengan beras putih yang kita konsumsi sehari-hari, beras merah atau dalam bahasa Inggrisnya brown rice, jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan, orang awam sekalipun tahu akan kelebihan oryza sativa yang satu ini.

Perbedaan antara beras merah dan beras putih tidak sekadar soal warna. Sebutir beras memiliki beberapa lapisan. Hanya lapisan paling luar, yaitu kulit padi atau sekam, yang dihilangkan dalam memproduksi beras merah. Sekali proses penggilingan ini menghasilkan yang namanya beras merah pecah kulit. Komoditas inilah yang biasa digunakan sebagai campuran makanan instan bayi atau dijual sebagai pakan burung. Proses ini sedikit merusak nilai nutrisi beras.

Bila beras merah selanjutnya digiling beberapa kali, akan menghilangkan dedak dan lapisan lembaga, hasilnya adalah beras putih, sebagai beras yang telah kehilangan banyak zat gizinya. Penggosokan (digiling dan dicuci berkali-kali) akan menghilangkan lapisan aleurone butir beras – suatu lapisan yang mengandung lemak-lemak esensial yang berguna bagi kesehatan. Bila lemak ini bersentuhan dengan udara pada proses pembersihan, akan sangat sensitif sehingga terjadi oksidasi. Pembersihan lapisan ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan ketahanan simpan komoditas ini. Hasilnya berupa beras putih yang tak ada bedanya dengan tepung yang dimurnikan, yang terbuang sebagian besar gizi aslinya.

Dalam setiap 50 gram sajian beras merah, mengandung 4 gr protein, 55 mg magnesium. Ia juga memiliki 1 mg lemak dan serat plus sejumlah mineral lainnya minus sodium, selebihnya adalah karbohidrat. Bila dilakukan penggilingan dan pencucian berkali-kali pada beras merah hingga menjadi putih, terbukti bisa merusak 67% vitamin B3, 80% vitamin B1, 90% vitamin B6, setengahnya mangan, setengahnya fosfor, 60% besi, dan menghilangkan serat serta asam lemak esensialnya. Untuk menggantikan zat gizi yang hilang dalam proses penggilingan dan penggosokan ini, biasanya dilakukan “pengayaan” dengan vitamin B1, B3 dan besi. Namun upaya ini tidak memulihkan sepenuhnya, sekurangnya 11 zat gizi hilang dan tidak dapat digantikan dengan proses ”pengayaan” ini.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dengan mengkonsumsi beras merah secara teratur, ada banyak manfaat penting bagi kesehatan tubuh.

Dalam peringkat makanan, beras merah menduduki ranking pertama sebagai sumber mangan, selain sumber mineral selenium dan magnesium. Cukup secangkir beras merah mampu menyediakan 88% mangan setiap harinya. Mineral ini membantu menghasilkan energi dari protein dan karbohidrat, mineral ini pun memegang peran utama dalam sintesa asam-asam lemak yang penting untuk kesehatan sistem saraf, dan dalam produksi kolesterol, yang digunakan tubuh dalam menghasilkan hormon-hormon seks. Mangan juga komponen yang penting bagi enzim antioksidan penting yang disebut superoxide dismutase yang memberi perlindungan akibat radikal bebas selama proses metabolisme dalam tubuh.

Bagi orang-orang yang khawatir akan risiko kanker usus, beras merah memiliki dua fungsi, selain sumber serat yang perlu untuk meminimalisir lamanya zat-zat penyebab kanker kontak dengan sel-sel usus, selain juga menjadi sumber selenium, mineral yang justru mereduksi risiko kanker usus.

Walaupun butiran beras ini mengandung minyak, namun kolesterolnya sangat rendah, bahkan dalam suatu studi di Universitas Negara Bagian Louisiana, AS, menemukan bahwa minyak dedak beras ini bisa menurunkan kolesterol jahat (LDL) pada tubuh manusia.

Manfaat kesehatan dari beras merah adalah seratnya, secangkir beras merah mampu menyediakan 14% serat setiap harinya. Serat ini telah terbukti menurunkan kolesterol tinggi, juga menghambat aterosklerosis. Serat beras merah pun berperan dalam mengontrol tingkat gula darah, sehingga menjadi pilihan terbaik bagi penderirta diabetes.

Menurut riset Dr. Rui Hai Liu dari Universitas Cornell, seperti halnya buah-buahan dan sayuran, beras merah juga mengandung fenolik, salahsatu zat antioksidan yang mampu menghambat radikal bebas pemicu kanker. Angka aktivitas antioksidan beras merah menurut hasil riset tsb adalah 56, sementara brokoli 80, bayam 81, apel 98, pisang 65, jagung 181, dan gandum 77.

Magnesium, yang terkandung dalam beras merah, menurut beberapa studi mampu menurunkan keakutan asma, menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan frekuensi migrain, dan menurunkan risiko serangan jantung serta struk. Magnesium membantu mengatur irama saraf dan otot dengan menyeimbangkan aksi kalsium. Magnesium juga perlu untuk kesehatan tulang. Sekitar dua pertiga magnesium di dalam tubuh manusia ditemukan dalam tulang. Secangkir beras merah akan memberi anda 21% keperluan sehari-hari akan magnesium.

Itulah ’sebagian kecil’ dari segudang manfaat mengkonsumsi beras merah, tak akan cukup membahasnya dalam forum terbatas ini. Banyak pakar menyebutkan, beras merah merupakan salahsatu pakan paling menyehatkan di dunia. Jadi, mengapa kita tidak mencoba mempopulerkan lagi makanan pokok berkhasiat ini. (Dede Suhaya/dari berbagai sumber)***


Tips Memilih dan Menyimpan Beras Merah

BERAS biasanya dijual dalam bentuk karungan, dibungkus dengan kemasan dengan mencantumkan harga, dan eceran atau curah. Bila membeli beras merah dalam bentuk kemasan, periksa tanggal kedaluarsanya, berhubung dengan minyak-minyak alamiah yang terkandung, beras merah berpotensi menjadi tengik bila disimpan terlalu lama di udara terbuka.

Untuk menghindari zat-zat pencemar yang malah merugikan tubuh, usahakan memilih beras merah yang ditanam petani secara organik. Beras dari padi yang dibudidaya secara konvensional berpotensi mengandung residu pestisida atau pupuk kimia.

Bila membeli beras dalam jumlah banyak, yakinkan wadah yang berisi beras itu ditutup dan toko tersebut memiliki penggantian produk (turnover) yang baik untuk meyakinkan kesegaran produk yang maksimal. Dimanapun membeli beras dalam jumlah banyak atau dalam kemasan paket, yakinkan tidak terdapatnya uap air.

Karena beras merah masih mengandung lembaga yang kaya minyak, ia sangat sensitif menjadi tengik dibanding beras putih, dan sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin. Sebelumnya dibungkus dengan wadah kedap udara, beras merah akan tetap segar disimpan dalam jangka waktu sekitar enam bulan.

Sementara varietas beras putih juga sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara, juga bisa disimpan di tempat sejuk dan kering. Disimpan dengan benar, beras putih akan tahan hingga satu tahun.

Penyimpanan nasi atau beras yang sudah ditanak merupakan kontroversi. Beberapa organisasi merekomendasi 4-7 hari penyimpanan di dalam lemari pendingin, namun beberapa pakar tidak menyarankan menyimpannya terlalu lama. Sebaiknya satu kali menanak nasi langsung dikonsumsi jangan disisakan. Nasi yang disimpan terlalu lama pada suhu tertentu apalagi hadirnya uap air, spora bakteri, atau jamur, berpotensi mengandung toksin. (DS/berbagai sumber)***